Hikmah shalat

A.     Shalat dan Hikmahnya
Shalat merupakan suatu ibadah yang terdiri dari gerakan-gerakan (fi’liyah) dan ucapan-ucapan (qauliyah) tertentu sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan oleh syari’at Islam. Di dalam gerakan dan bacaan tersebut banyak mengandung hikmah baik dari segi ruhaniyah maupun jasmaniyah.
Hikmah shalat:
·         Shalat merupakan benteng hidup kita agar jangan sampai terjerumus ke dalam perbuatan keji dan munkar. Hal ini tampak jelas dalam firman Allah SWT :
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar"
(QS. Al Ankabut 45)
·         Shalat yang khusu’ mewujudkan suatu ibadah yang benar-benar ikhlas, pasrah terhadap zat Yang Maha Suci dan Maha Mulia. Di dalam shalat tersebut kita meminta segala sesuatu dari-Nya, memohon petunjuk untuk mendapatkan jalan yang lurus, mendapat limpahan rahmat, rizki, barokah dan pahala dari-Nya. Oleh karena itu orang yang shalatnya khusu’ dan ikhlas karena Allah SWT akan selalu merasa dekat kepada-Nya dan tidak akan menghambakan diri, tidak akan menjadikan panutan selain daripada Allah SWT. Dengan kata lain segala sesuatu yang dilakukan hanyalah karena Allah dan hanya untuk mendapatkan ridlo’ dari Allah. Maka pantaslah jika Allah berfirman :
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusu’ dalam sembahyangnya"
(QS. Al Mu’minuun 1-2)
·         Disamping itu shalat juga membersihkan jiwa dari sifat-sifat yang buruk, khususnya cara-cara hidup yang materialis yang menjadikan urusan duniawi lebih penting dari segala-galanya termasuk ibadah kepada Allah. Kebersihan dan kesucian jiwa ini digambarkan dalam sebuah hadits :
"Jikalau di pintu seseorang diantara kamu ada sebuah sungai dimana ia mandi lima kali, maka apakah akan tinggal lagi kotorannya (yang melekat pada tubuhnya) ? Bersabda Rasulullah saw : ‘Yang demikian itu serupa dengan shalat lima waktu yang (mana) Allah dengannya (shalat itu) dihapuskan semua kesalahan’."
(HR. Abu Daud)
Yang dimaksud kesalahan disini adalah yang berupa dosa-dosa kecil, sedangkan yang berupa dosa besar tetap wajib dengan bertaubat kepada Allah.
Jadi pada hakekatnya shalat itu mendidik jiwa kita agar terhindar dari sifat-sifat takabur, sombong, tinggi hati, dan sebagainya, serta mengarahkan kita agar selalu tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT. Hal ini karena pada dasarnya manusia selalu berkeluh kesah apabila ditimpa kesusahan dan bersifat kikir apabila mendapat kebaikan, ini sesuai dengan salah satu firman Allah :
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, maka ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya" (QS. Al Ma’aarij)
Apabila kita mendapat suatu musibah maupun kesulitan, maka kita harus memohon pertolongan kepada Allah dengan mengerjakan shalat dan bersabar serta tawakal.
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’."
(QS. Al Baqarah 45)
"Hai orang-orang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al Baqarah 153)
Di dalam salah satu firman-Nya Allah juga menegaskan nilai positif dari shalat :
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram"
(QS. Ar Ra’d 28)
Disamping hal-hal diatas, shalat juga membina rasa persatuan dan persaudaraan antara sesama umat Islam. Hal ini dapat kita lihat antara lain, apabila seseorang shalat tidak dalam keadaan yang khusus pasti selalu menghadap kiblat yaitu Ka’bah di Masjidil Haram Mekah. Umat Islam di seluruh dunia mempunyai satu pusat titik konsentrasi dalam beribadah dan menyembah kepada Khaliq-nya yaitu Ka’bah, hal ini akan membawa dampak secara psikologis yaitu persatuan, kesatuan, dan kebersamaan umat. Contoh lain adalah pada shalat berjamaah, shalat berjamaah juga mengandung hikmah kebersamaan, persatuan, persaudaraan dan kepemimpinan dimana pada setiap gerakan shalat ma’mum mempunyai kewajiban mengikuti gerakan imam, sedangkan imam melakukan kesalahan, maka ma’mum wajib mengingatkan. Sehingga pada shalat berjamaah keabsahan maupun kebenaran dalam shalat lebih terjamin, dan diantara jama’ah akan timbul rasa kebersamaan dan persatuan untuk menyelamatkan jama’ah mereka. Ibarat orang berkendaraan, penumpang akan selalu ikut menjaga keamanan dan keselamatan kendaraan yang ditumpanginya. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika shalat berjamaah mendapatkan tempat yang lebih dibandingkan dengan shalat sendiri. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw :
"Shalat berjamaah lebih utama (pahalanya) dua puluh derajat" (HR. Bukhary & Muslim dari Ibnu Umar)
B.     Hikmah Shalat Fardhu dan Shalat Jama’ah
1.      Hikmah Shalat Fardhu
·         Sepanjang waktu sejak pagi, siang, sore, petang hingga malam hari agar senantiasa bersyukur dan ingat kepada Allah dengan menjalankan shalat lima waktu.
·         Setiap kali hendak mengerjakan shalat kita disyaratkan agar bersih dan suci dari najis dan hadats sebagai simbol dan tuntunan agar kita senantiasa hidup bersih.
·         Shalat harus dilaksanakan dengan khusu dan dilakukan manakala hati kita bersih dan teguh.
·         Shalat adalah ekspresi penghambaan diri manusia kepada Allah yang paling sempurna sehingga akan menimbulkan ketentraman jiwa dan terhindar dari gangguan kejiwaan maupun stres.
2.      Hikmah Shalat Berjama’ah
·         Nilai shalat berjama’ah lebih utama dari pada shalat sendiri.
·         Shalat berjama’ah dapat menyempurnakan kekurangan dalam melaksanakan shalat.
·         Shalat berjamaa’h dapat menumbuhkan rasa persaudaraan, persamaan derajat, dan kesatuan umat.
·         Shalat berjama’ah dapat menumbuhkan sikap disiplin baik sebagai imam maupun sebagai makmum.
C.     Hikmah Gerakan Dalam Shalat
Menurut al-Qur’an shalat adalah salah satu cara untuk membersihkan jiwa dan raga manusia, seperti dalam surat Al-Muddatsir ayat 4-5. Sikap tubuh ketika melakukan shalat dalam Islam sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad sesuai dengan wahyu Alloh yang diterimanya.makna gerakan shalat menurut kesehatan badaniah adalah sebagai berikut :
a)      Gerakan shalat secara umum.
Menurut Prof. Dr. Vonschreber bahwa gerakan dalam shalat menurut agama Islam adalah cara untuk memperoleh kesehatan dalam arti kata dan pengertian yang luas sekali.ia mencakup semua gerakan dengan tujuan mempertinggi daya prestasi tubuh. Dalam Islam setiap hari 5 kali kita melaksanakan shalat yang demikian itu dapat menghasilkan tubuh menjadi bentuk yang bagus dan menjadi lembut serta lincah disamping mudah bergerak dan dapat menambah daya tahan.
Menurut Prof Leube bahwa gerakan dalam shalat secara Islam mengurangi dan mengentengkan penyakit jantung sperti penyakit dari klep-klep bilik jantung, otot jantung, pembuluh darah,angina pectoris (dada sakit, sesak, dan tertekan) penymbatan urat darah, kaki menjadi bengkak karena penyakit jantung, penyakit paru seperti bronchitis, asma, radang tulang rusuk, TBC, penyakit perut seperti maag yang membesar, sembelit, penyakit empedu, serta penyakit pembawaan seperti kegemukan, diabetes dan reumatic.
b)      Melipat kedua tangan.
Gerakan melipat kedua tangan di daerah pusat atau sedikit di bawahnya merupakan sikap rileks atau istirahat yang paling sempurna bagi kedua tangan, oleh sebab itu sendi siku dan sendi pergelangan tangan serta otot-otot kedua tangan dalam istirahat penuh. Sirkulasi darah terutama aliran darah kembali ke jantung serta produksi getah bening dan air jaringan yang terkumpul dalam kantong kedua persendian itu menjadi lebih baik sehingga gerakan di dalam kedua sendi tangan menjadi lebih lancar dan mudah menghindarkan timbulnya berbagai penyakit persendian seperti penyakit kekakuan sendi/reumatic. Sikap tangan seperti itu tidak mengakibatkan perasaan capek, lelah, atau nyeri pada kedua tangan sehingga pemusatan pikiran kepada yang disembah dapat diperkuat.
c)      Gerakan Ruku’
Menurut petunjuk ilmiah dengan sikap rukuk otot –otot punggung yang meliputi otot kerudung, otot punggung lebar, otot belah ketupat dapat berkontraksi sama rata dan serentak sehingga penyakit kekerutan atau membengkoknya tulang punggung yang sering timbul pada anak-anak yang disebabkan sikap duduk yang salah pada waktu menulis atau membaca dapat dihindarkan atau disembuhkan. Kelainan dari tulang punggung di mana satu atau bebrapa ruas tulang belakang membokong ke belakang dapat diperbaiki dan dikembalikan pada posisi yang normal. Kelainan di mana tulang punggung terlalu melentur ke muka yaitu pinggang lentik dapat diperbaiki. Kelainan dari tulang punggung ini dapat menimbulkan penyakit albumuria lordotica yaitu keluarnya zat telur di dalam air kemih pada orang muda yang disebabkan oleh karena waktu berdiri ruas tulang punggungnya melentik ke muka dan menekan buah pinggang.
d)      Gerakan sujud
Secara ilmiah sujud menghasilkan otot-otot menjadi lebih besar dan kuat terutama otot-otot dada sebagai otot sela iga dalam atau otot antara iga dalam. Sewaktu menarik nafas tampak iga-iga atau tulang-tulang rusuk ditarik ke atas oleh pekerjaan otot-otot di antara iga-iga itu. Dengan demikian tulang dada terangkat ke atas dan maju ke depan sehingga rongga dada bertambah besar dan paru-paru akan berkembang dengan baik dan dapat mengisap udara yang bersih ke dalamnya. Dada yang  picik dan tidak kuat adalah salah satu sumber dari timbulnya penyakit TBC. Dalam keadaan sujud terjadi sirkulasi atau aliran darah di dalam otak. Dengan sikap sujud dindinmg dari urat-urat nadi otak dapat dilatih dan dibiasakan dengan menerima darah yang relatif lebih banyak dari biasanya sehingga kematian yang sekonyong-konyong yang disebabkan oleh pecahnya urat nadi otak dapat dihindarkan terutama bila emosi, amarah lebih banyak darah yang dipompakan ke urat-urat nadi otak yang dapat mengakibatkan pecahnya dinding urat-urat nadi otak tersebut terutama bila dinding urat nadi otak telah menjadi sempit, keras, dan rapuh oleh degenerasi ketuaan.

Adapun makna gerakan salat secara batiniyah sebagai berikut :
*   Takbiratul ihram, maksudnya sesudah mengucapkan takbir pikiran tidak boleh dipancarkan kemana-mana melainkan semata-mata hanya khusus untuk shalat.
*      Berdiri untuk menyatakan kebesaran Alloh dan untuk menyatakan penghormatan kita kepadaNya. Maka karena berdiri itu bernilai demikian Nabi melarang sahabatnya berdiri karena menyambut kedatangannya.
*      Ruku’ dilakukan untuk menambah ta’dzim untuk menambah kenyataan kebesaran Allah.
*      Sujud dilakukan untuk menyatakan ta’dzim yang sempurna
*      I’tidal adalah untuk mensifatkan puji kepada Allah
*      Duduk dintara dua sujud untuk memohon hajat kepada Allah
*      Duduk tasyahud untuk mempersembahkan segala kehormatan kepada Allah, memberi salam kepada Nabi Muhammad, hamba Allah yang shaleh dan memperbaharui syahadat, bershalawat dan bermohon.

D.     Membiasakan Shalat Fardhu Tepat Waktu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membiasakan shalat fardhu diantaranya adalah :
·         Mengahirkan shalat hingga keluar waktunya tanpa uzur termasuk dosa besar
·         Shalat hendaknya dilaksanakan pada awal waktu
·         Fadhilah awal waktu tetap tercapai bila ia sedang sibuk dengan kepentingan untuk shalat seperti bersuci, menutup aurat kemudian segera shalat.
·         Sunnah memperlambat shalat dari awal waktu jika ia yakin akan mendapat shalat jama’ah.


Comments

Popular posts from this blog

Contoh Pesan Direct Requst, Good News, dan Bad news

Topik, Tujuan, Tesis dan Kerangka Karangan

Kutipan dan Sistem Rujukan